Tuesday, October 23, 2012

Nelayan, Pengusaha, dan Profesor


"Itu artinya badai dan topan akan segera datang. Apakah bapak bisa berenang?" tanya Si Fulan.
''Saya tidak bisa berenang,'' jawab sang profesor.
Mendengar jawaban sang profesor, Si Fulan mengatakan; ''Sayang sekali bapak tidak bisa berenang. Saya bisa saja kehilangan tiga perempat kehidupan saya, tetapi bapak akan kehilangan seluruh kehidupan yang bapak miliki.’


---------------------


Nelayan, Pengusaha, dan Profesor


Suatu siang di bawah sebuah pohon rindang dekat pantai, Si Fulan duduk santai sambil mengisap rokok kreteknya. Matanya menatap ke arah perahunya di bibir pantai dan menikmati indahnya pemandangan laut lepas. Tiba-tiba datang seorang lelaki berpakaian rapi dan necis.
   
Lelaki yang baru datang menegur dan bertanya kepada Si Fulan. “Mengapa Anda tidak pergi melaut?” tanya lelaki itu.

“Saya sudah pulang dan hasil tangkapan ikan saya sudah cukup untuk makan hari ini,” jawab Si Fulan.
“Mengapa Anda tidak menangkap ikan lebih banyak?” tanya lelaki itu lagi.
“Apa yang akan saya lakukan dengan menangkap ikan lebih banyak?” Si Fulan balik bertanya.
“Anda bisa menangkap ikan lebih banyak, menjualnya, dan mendapatkan lebih banyak uang. Kemudian Anda membeli perahu yang lebih besar.”

“Apa yang akan saya lakukan kemudian?” tanya Si Fulan.
“Anda bisa pergi memancing di perairan dalam dan menangkap ikan lebih banyak dan mendapatkan lebih banyak uang.”
“Apa yang akan saya lakukan kemudian?” Si Fulan mengulang pertanyaannya.
“Anda bisa membeli banyak perahu dan mempekerjakan banyak orang dan mendapatkan lebih banyak uang.”

“Apa yang akan saya lakukan kemudian?” lagi-lagi Si Fulan bertanya dengan pertanyaan yang sama.
“Anda bisa menjadi seorang pengusaha kaya seperti saya.”
“Apa yang akan saya lakukan kemudian?” tanya Si Fulan lagi.
“Anda kemudian bisa menikmati hidup Anda dengan damai,” jawab sang pengusaha.

“Apa yang Anda pikirkan itu, saya sudah dapatkan sekarang,” kata Si Fulan.
Sang pengusaha terdiam, kemudian tersenyum dan menjabat tangan Si Fulan, lalu mengucapkan salam dan pamit.

Tak Bisa Berenang
Pada hari lain di tempat yang sama, Si Fulan kembali duduk-duduk sambil mengisap rokok kreteknya. Lalu datanglah seorang lelaki yang ternyata seorang profesor dan kemudian meminta jasa Si Fulan membawanya naik perahu untuk memancing di tengah lautan.

Belum lama perahu meninggalkan pantai, sang profesor bertanya kepada Si Fulan.

"Bapak nelayan, apakah bapak punya pengetahuan tentang ilmu geografi?”
"Ilmu geografi yang saya ketahui adalah jika laut sudah mulai sering terjadi gelombang pasang, maka musim hujan segera tiba," jawab Si Fulan.

Mendengar jawaban itu, sang profesor mengatakan; ''Sayang sekali ilmu bapak sangat minim. Dengan tidak menguasai ilmu geografi, bapak sesungguhnya sudah kehilangan seperempat dari kehidupan bapak.”

Tak lama kemudian, sang profesor kembali bertanya.
''Apakah bapak punya pengetahuan tentang biologi dan sains?’

''Pengetahuan saya tentang biologi hanya jenis ikan apa yang dapat dimakan dan ikan apa yang tidak boleh dimakan,'' jawab Si Fulan.

Mendengar jawaban itu, sang profesor mengatakan; ''Sayang sekali ilmu bapak sangat minim. Dengan tidak menguasai ilmu biologi dan sains, bapak sesungguh-nya sudah kehilangan seperempat dari kehidupan bapak.’

Beberapa lama kemudian, sang profesor lagi-lagi bertanya.
''Apakah bapak pernah belajar matematika?''

"Matematika yang saya ketahui hanya cara menimbang hasil tangkapan ikan, menghitung biaya yang sudah saya keluarkan, dan menjual hasil tangkapan ikan agar dapat menghasilkan keuntungan yang cukup bagi keluarga saya,'' tutur Si Fulan.

Mendengar jawaban si nelayan, sang profesor mengatakan; ''Sayang sekali ilmu bapak sangat minim. Dengan tidak menguasai matematika, bapak sesung-guhnya sudah kehilangan seperempat dari kehidupan bapak.'’

Tetapi tak lama kemudian, awan tampak hitam.
"Apa artinya awan hitam yang menggantung di langit?" tanya sang profesor.

"Itu artinya badai dan topan akan segera datang. Apakah bapak bisa berenang?" tanya Si Fulan.
''Saya tidak bisa berenang,'' jawab sang profesor.

Mendengar jawaban sang profesor, Si Fulan mengatakan; ''Sayang sekali bapak tidak bisa berenang. Saya bisa saja kehilangan tiga perempat kehidupan saya, tetapi bapak akan kehilangan seluruh kehidupan yang bapak miliki.’

“Kalau begitu, sebaiknya kita kembali saja sekarang,” kata sang Profesor. (datuk gogo putih)

---------------------
@copyright Tabloid Almamater, Makassar, Edisi II, Maret 2012
----------------------------------------------------------------------

No comments: