Sunday, December 01, 2013

PTS Tak Perlu Khawatir Kekurangan Mahasiswa


MEMBLUDAK. Calon mahasiswa baru pada salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Makassar, membludak, sehingga sebagian di antara mereka terpaksa ditempatkan di luar ruangan kelas saat mengikuti tes tertulis. (Foto: Asnawin)




---------

PTS Tak Perlu Khawatir Kekurangan Mahasiswa


Perguruan tinggi negeri (PTN) boleh saja menjaring calon mahasiswa baru (maba) dengan menggunakan pukat harimau, apalagi pemerintah sepertinya memang memberikan peluang, tetapi perguruan tinggi swasta (PTS) tidak perlu khawatir kekurangan mahasiswa.

PTS pasti akan kebagian mahasiswa karena PTN tidak mungkin mampu menampung semua calon mahasiswa yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan daya tampung yang ada di PTN.

Kalaupun banyak PTS yang berkurang jumlah mabanya tahun dibandingkan tahun lalu, penyebabnya bukan semata-mata karena PTN membuka banyak jalur penerimaan dan menerima maba dalam jumlah besar.

“Saya kira tergantung strategi dan terobosan-terobosan yang dilakukan PTS,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Gorontalo, Prof Nelson Pomalingo, kepada Majalah Almamater, via telepon, Kamis, 7 November 2013.

Hal senada dikemukakan Ketua STIE Nobel Indonesia Makassar, Dr Mashur Razak. Menurutnya, PTN memang sudah sepantasnya menjaring maba dalam jumlah besar, termasuk melalui jalur mandiri, karena pemerintah sudah mulai mengurangi subsidi kepada PTN.

“Dari segi bisnis, saya kira PTN memang wajar melakukan hal tersebut (menerima maba dalam jumlah besar melalui beberapa jalur). Saya kira ini merupakan tantangan bagi PTS untuk melakukan inovasi dan terobosan-terobosan, sehingga peminatnya tetap banyak,” urai Mashur.

--------------
Prof Mattulada
---------------

Ketua STIE Panca Bhakti Palu, Prof Mattulada, mengaku tidak terpengaruh dengan jor-joran yang dilakukan PTN dalam penerimaan maba tahun ini.

“Kami sama sekali tidak terpengaruh, karena kami sudah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi persaingan, sehingga jumlah maba kami tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.

STIEM Bongaya Makassar juga tidak terpengaruh atau tidak merasakan dampak dari penerimaan maba secara besar-besaran yang dilakukan PTN. Buktinya, jumlah pendaftar mabanya malah meningkat dibandingkan tahun lalu.

“Promosi yang kami lakukan sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi para alumni kami secara otomatis akan melakukan promosi di luar sana, karena mereka telah merasakan kualitas proses belajar mengajar selama kuliah di STIEM Bongaya,” kata Ketua STIEM Bongaya Makassar Dr Muhammad Jusuf Radja.

Meningkat 2x Lipat


--------
Prof Nelson Pomalingo
-------------

Unismuh Gorontalo mampu membuktikan bahwa mereka tidak terpengaruh dengan langkah PTN menerima maba melalui beberapa jalur dan dalam jumlah besar tahun ini.

Bukti tersebut yaitu meningkatnya jumlah pendaftar calon maba dari sekitar 600 orang tahun lalu menjadi kurang lebih 1.200 orang tahun ini. Unismuh Gorontalo bahkan terpaksa melakukan seleksi ketat dan hanya menerima kurang lebih 900 maba, karena keterbatasan daya tampung.

“Meningkatnya jumlah pendaftar calon maba tahun ini karena kami melakukan pembenahan ke dalam dan melakukan berbagai terobosan,” kata Nelson Pomalingo, yang dilantik menjadi Rektor Unismuh Gorontalo pada 1 Desember 2012.

Sebagai mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo, pria kelahiran Gorontalo, 24 Desember 1962, tentu saja memiliki banyak pengalaman, khususnya dalam hal kiat-kiat merekrut calon maba.

Dia mengaku langsung melakukan berbagai langkah perubahan dan pembenahan setelah diangkat menjadi Rektor Unismuh Gorontalo, antara lain dengan membangun sejumlah fasilitas dan sarana, serta mengirim dosen ke berbagai perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 (magister) atau S3 (doktoral).

“Kami juga melakukan promosi dan menyiapkan kursi 10 sampai 20 persen bagi calon maba yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka kuliah dibebaskan dari pembayaran SPP dan biaya pembangunan,” papar Nelson.

Langkah lain yang dilakukan yaitu menjalin kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah kabupaten dan kota dalam hal peningkatan kualitas SDM pegawai, termasuk para kepala desa dan perawat di pedesaan.

Dengan berbagai langkah dan strategi tersebut, Unismuh Gorontalo yang memiliki lima fakultas dan 11 program studi, akhirnya kebanjiran pendaftar calon maba pada tahun akademik 2013/2014 ini.

“Kami juga sudah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga internasional, seperti dengan lembaga di Uni Emirat Arab, Jepang, dan China,” tambah Nelson.

Lembaga dari UEA akan membangun asrama dan berbagai fasilitas, lembaga dari Jepang akan memasang alat penginderaan jarak jauh, sedangkan lembaga dari China akan membangun system informasi di Unismuh Gorontalo.



---------------
Muh Jusuf Radja 
-------------

Tidak Terpengaruh

 

STIEM Bongaya Makassar adalah salah satu PTS yang tidak terpengaruh atau tidak merasakan dampak dari penerimaan maba besar-besaran yang dilakukan PTN. Jumlah pendaftar calon mabanya malah meningkat dari dari 1.329 pada tahun akademik 2012/2013, menjadi sekitar 1.800 pendaftar pada tahun akademik 2013/2014.

“Pendaftar calon maba kami malah berlebih, sehingga terpaksa banyak yang tidak tertampung,” kata Ketua STIEM Bongaya, Dr Muh Jusuf Radja MSi.

Tahun lalu, STIEM Bongaya menerima sebanyak 1.200 maba, sedangkan tahun ini ditingkatkan menjadi 1.300.

“Kami sudah melakukan penambahan beberapa fasilitas, khususnya ruangan perkuliahan, sehingga kami dapat menambah kuota jumlah maba tahun ini,” ujar Jusuf.

Tentang kiat-kiatnya dalam upaya menjaring maba sebanyak-banyaknya, dia mengatakan, promosi yang paling efektif adalah melalui para alumni. Mereka secara otomatis akan melakukan promosi bila mendapatkan pelayanan yang baik selama kuliah dan jika mereka merasakan perbedaan sekaligus kelebihan dibandingkan perguruan tinggi lain ketika masih kuliah.

“STIEM Bongaya biasa-biasa saja dalam melakukan promosi, tetapi kelihatannya animo masyarakat untuk kuliah atau menyekolahkan keluarganya di STIEM Bongaya masih cukup besar,” tutur Jusuf.
PTS Lebih Berkualitas

PTN bukanlah momok yang harus ditakuti oleh PTS. PTN justru harus dipandang sebagai mitra dan dijadikan sebagai tantangan untuk senantiasa melakukan pembenahan dan  peningkatan kualitas, sehingga PTS dapat sejajar atau lebih berkualitas dibandingkan PTN.

“Banyak PTS di Jakarta yang lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan PTN, sehingga selalu menjadi pilihan utama. Saya kira PTS di Makassar juga bisa melakukan hal yang sama,” kata Ketua STIE Nobel Indonesia Makassar, Dr Mashur Razak.

Caranya, lanjut dia, PTS harus senantiasa melakukan perubahan, perbaikan, dan membuat perbedaan, sehingga masyarakat akan lebih tertarik masuk ke PTS berkualitas daripada masuk ke PTN.

“Kita bisa berkaca kepada rumah sakit. Masyarakat kelas menengah ke atas itu biasanya lebih senang berobat ke rumah sakit swasta daripada ke rumah sakit pemerintah, karena mereka merasa rumah sakit swasta lebih baik dibanding rumah sakit pemerintah. PTS yang dikelola dengan baik, juga bisa lebih diminati dibandingkan PTN,” tandas Mashur.

Dengan dasar itulah, katanya, STIE Nobel Indonesia Makassar terus-menerus memperbaiki mutu dan melakukan berbagai inovasi, dengan harapan kelak akan menjadi pilihan utama bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat kelas menengah ke atas. (tim)

------
@copyright Majalah Almamater, edisi ke-5, vol.II, November 2013.

No comments: