Thursday, November 29, 2012

Basri Wello Masih Menjabat Koordinator Kopertis IX


MASA JABATAN Prof Basri Wello sebagai Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, telah berakhir pada 7 November 2012, tetapi Mendikbud kembali menunjuk Prof Basri Wello sebagai pelaksana tugas Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi hingga dilantiknya Koordinator baru yang difinitif.





Basri Wello Masih Menjabat Koordinator Kopertis IX

Makassar, 22 November 2012.  Dalam beberapa bulan terakhir, kalangan perguruan tinggi swasta (PTS) yang berada di bawah lingkungan Kopertis Wilayah IX Sulawesi, ramai memperbincangkan tentang calon pengganti Prof Dr H Muhammad Basri Wello MA sebagai Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi.

Prof Basri Wello yang mantan Pembantu Rektor IV Universitas Negeri Makassar (UNM) telah berakhir masa jabatannya selaku Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi pada 7 November 2012.

Humas Kopertis IX Sulawesi Asnawin, membenarkan ramainya perbincangan itu dan menambahkan bahwa biasanya nama calon pengganti sudah “bocor” sebelum berakhirnya masa jabatan Koordinator Kopertis

“Biasanya sudah ada nama calon pengganti, tetapi Mendikbud Muhammad Nuh justru mengeluarkan Surat Keputusan yang intinya mempercayakan Prof Basri Wello sebagai penjabat Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi sampai dengan dilantiknya Koordinator baru yang definitif,” paparnya, dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis, 22 November 2012.

Dia mengatakan, Prof Basri Wello tidak mungkin lagi dilantik sebagai Koordinator kopertis IX, karena sudah memasuki usia 60 tahun pada 5 November 2012.

“Batas usia untuk pejabat struktural, maksimal 60 tahun, sedangkan Prof Basri Wello sudah berusia lebih 60 tahun,” jelas Asnawin. 

Menyinggung tugas dan tanggungjawab seorang Koordinator Kopertis, dia mengatakan, tugas dan tanggungjawab seorang Koordinator Kopertis cukup berat, karena melakukan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap perguruan tinggi swasta di wilayah kerjanya.

Khusus di Kopertis Wilayah IX Sulawesi, terdapat kurang lebih 350 PTS yang harus dibina, termasuk pengawasan dan pengendalian masalah akademik, kemahasiswaan, perizinan, serta upaya-upaya peningkatan sumber daya manusia, khususnya dosen.

“Tetapi saya kira itu tidak ada masalah, karena nama-nama yang diusulkan oleh PTN dan APTISI sebagai calon Koordinator Kopertis IX Sulawesi, pasti rata-rata sudah berpengalaman dalam hal manajemen dan kepemimpinan,” tandas Asnawin.

@copyright Tabloid Almamater, Makassar, Edisi 3, Oktober 2012.

No comments: