Sunday, November 11, 2012

PTN dan PTS Tidak akan Dibina Lagi



Dirjen Dikti Djoko Santoso mengatakan, Ditjen Dikti Kemendikbud sudah menyiapkan skenario supaya PTN bisa menjaga seluruh mahasiswa sehingga tidak sampai terjadi tawuran.  Skenario tersebut, bersifat memaksa dan bagi kampus yang tidak menjalankannya, tidak akan dibina lagi oleh Kemendikbud RI.

PTN dan PTS Tidak akan Dibina Lagi

Terkait pemanggilan para rektor PTN, Direktur Politkenik Negeri, dan Koordinator Kopertis se-Indonesia, oleh Mendikbud, di Jakarta, Senin, 15 Oktober 2012, Dirjen Dikti Djoko Santoso mengatakan, pemanggilan tersebut dilakukan untuk mengakhiri aksi tawuran mahasiswa.


“Perbuatan yang tidak baik itu harus diakhiri,” ucap Djoko.

Mantan rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, Ditjen Dikti Kemendikbud sudah menyiapkan skenario supaya PTN bisa menjaga seluruh mahasiswa sehingga tidak sampai terjadi tawuran.

Skenario tersebut, katanya, bersifat memaksa dan bagi kampus yang tidak menjalankannya, tidak akan dibina lagi oleh Kemendikbud RI.

Lepas pembinaan ini juga termasuk untuk kampus yang tidak bisa menghentikan kebiasaan mahasiswanya tawuran. Kampus negeri berstatus lepas pembinaan ini lumayan fatal dampaknya. Baik bagi institusi sendiri, pejabat internal kampus, para dosen, hingga mahasiswanya langsung.

“Ini adalah momentum untuk menyadarkan mereka,” ujar Djoko.

Bentuk lepas pembinaan bagi kampus negeri yang masih suka tawuran, katanya, cukup beragam. Di antaranya, akreditasi universitas hingga prodi kampus yang bersangkutan akan diturunkan.

“Bisa juga bentuknya prodi (yang mahasiswa-nya tawuran terlibat tawuran, red) izinnya dicabut sementara atau permanen,” tandas Djoko. (tim)

@copyright Tabloid Almamater, Makassar, Edisi 3, Oktober 2012.

No comments: