Tuesday, November 06, 2012

Muhammadiyah Sulsel Siap Dirikan STIKES Muhammadiyah


Muhammadiyah Sulawesi Selatan telah memiliki enam akademi kesehatan di Kota Makassar. Ke-6 akademi yang ada saat ini akan disatukan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Makassar.
“Semua syarat sudah kami penuhi dan sekarang kami tengah berjuang di pusat untuk mendapatkan izin pendirian STIKES Muhammadiyah Makassar,” kata Ketua BPH Akkes Muhammadiyah Makassar, Drs HM Dahlan Yusuf. (Foto: Asnawin)




Akkes Muhammadiyah Makassar:
Siap Mendirikan STIKES Muhammadiyah

Makassar, Tabloid Almamater.
Muhammadiyah Sulawesi Selatan telah memiliki enam akademi kesehatan di Kota Makassar, yakni Akademi Keperawatan (Akper) Muhammadiyah, Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Muhammadiyah , Akademi Kebidanan (Akbid) Muhammadiyah, Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah, Akademi Teknik Elektromedik (ATEM) Muhammadiyah, serta akademi Analis Kesehatan (Anakes) Muhammadiyah.

Ke-6 akademi kesehatan itu cukup eksis di Kota Makassar dan alumninya sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Agar lebih eksis lagi di tengah persaingan antar-perguruan tinggi dan demi memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja sarjana kesehatan, maka Muhammadiyah Sulawesi Selatan melalui Badan Pembina Harian (BPH) Akademi-akademi Kesehatan (Akkes) Muhammadiyah Makassar kini mengupayakan perubahan status dari akademi kesehatan menjadi sekolah tinggi.

Ke-6 akademi yang ada saat ini akan disatukan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Makassar.

“Semua syarat sudah kami penuhi dan sekarang kami tengah berjuang di pusat untuk mendapatkan izin pendirian STIKES Muhammadiyah Makassar,” kata Ketua BPH Akkes Muhammadiyah Makassar, Drs HM Dahlan Yusuf, kepada Tabloid Almamater, di ruang kerjanya, Rabu, 26 September 2012.

Dari enam akademi yang ada saat ini, dua di antaranya akan dipersiapkan menjadi program strata satu (S1), yakni Akper (S1 Keperawatan) dan AKL (S1 Kesehatan Lingkungan), sedangkan Akbid, ATEM, Anakes, dan ATRO tetap dengan program diploma, yakni D3 Kebidanan, D3 Teknik Elektromedik, dan D3 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi.

“Kami berharap tahun 2014, STIKES Muhammadiyah Makassar sudah berdiri,” kata Dahlan.

Dia menambahkan, jumlah pendaftar calon mahasiswa baru tahun akademik 2012/2013 pada enam akademi, mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Jumlah yang mendaftar kurang lebih 2.000 orang, tetapi yang diterima sesuai daya tamping hanya sekitar 800 orang.

“Umumnya mereka mengetahui dan tertarik mendaftar pada akademik-akademi kesehatan Muhammadiyah Makassar, karena faktor alumni kami yang sudah tersebar pada berbagai instansi kesehatan, bahkan banyak di antara mereka yang sudah menjadi pejabat,” ungkap Dahlan.

Akkes Muhammadiyah Makassar memiliki tiga lokasi kampus, yakni Kampus I di Jl Ratulangi No 101, Kampus II di Jl Rang-gong Daeng Romo No 21, serta Kampus III di AP Pettarani III No 25.

Pada Selasa, 26 September 2012, di Balai Manunggal Jend M Jusuf, Makassar, keenam akademi kesehatan Muhammadiyah melakukan Wisuda Terpadu.

Alumni yang diwisuda terdiri atas 216 alumni Akbid Muhammadiyah, 162 alumni Akper Muhammadiyah, 20 alumni AKL Muhammadiyah, 96 alumni ATRO Muhammadiyah, 40 alumni ATEM Muhammadiyah, serta 82 alumni Anakes Muhammadiyah.

-------------------

Akper Muhammadiyah

Di antara enam akademi kesehatan yang ada, Akper Muhammadiyah Makassar adalah akademi tertua dengan usia 20 tahun. Dalam usia tersebut, Akper Muhammadiyah Makassar telah menghasilkan 1.880 alumni, termasuk 162 orang yang diwisuda Selasa, 25 September 2012.





Direktur Akper Muhammadiyah Makassar Abdul Halim SKep MKep, mengatakan, dirinya bersama para pengelola yang lain sudah cukup berpengalaman untuk menjaga agar Akper Muhammadiyah Makassar tetap “terjaga kesehatannya.”

“Untuk menangkal penyakit dari luar Akper, kami mengembangkan budaya korps atau corporate culture, sehingga tumbuh spirit de corps di dalam diri seluruh civitas akademika, sedangkan untuk mencegah berkembang-biaknya penyakit dari dalam internal Akper, kami memelihara dan menegakkan ruh kelembagaan atau instution mind,” kata Abdul Halim.


---------------------

ATEM Muhammadiyah

Mahasiswa Akademik Teknik Elekromedik (ATEM) Muhamma-diyah harus melewati masa studi tiga tahun untuk mendapatkan ijazah, sertifikat, dan gelar Ahli Madya Elektromedik (AMdTEM).

Setelah melewati masa pendidikan selama tiga tahun, kata Direktur ATEM Muhammadiyah Makassar Sitti Fatimang ST MT, setiap mahasiswa masih harus mengikuti ujian akhir program.   



“Untuk meraih gelar tersebut, memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan fisik, materil, dan waktu, tetapi bukan berarti perjuangan tersebut berakhir. Masih ada perjuangan lebih menantang lagi, yaitu dunia kerja,” katanya.

Sitti Fatimang menambahkan, seluruh alumni ATEM Muhammadiyah Makassar terserap ke dunia kerja, karena ATEM Muhammadiyah Makassar adalah satu-satunya ATEM di kawasan timur Indonesia.

----------------

Anakes Muhammadiyah

Alumni Akademi Analis Kesehatan (Anakes) Muhammadiyah Makassar juga terserap di dunia kerja, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang langsung mandiri dengan membuka Laboratorium Klinik Swasta (LKS) dan mempekerjakan orang lain.



“Alumni Anakes masih langka di kawasan timur Indonesia, sehingga peluang kerja bagi para alumni sangat terbuka. Malahan banyak di antara mereka yang tidak mau menjadi PNS dan lebih memilih membuka usaha LKS,” ungkap Direktur Anakes Muhammadiyah Makassar H Syamsul Bakhri Ak SPd MSi.

Tahun akademik 2012/2013, jumlah pendaftar calon maba Anakes Muhammadiyah Makassar sebanyak 283 orang, tetapi yang diterima hanya 164 orang sesuai daya tamping dan kuota.

“Apa boleh buat, kami terpaksa melakukan seleksi yang cukup ketat dan menolak cukup banyak pendaftar,” kata Syamsul Bakhri.

------------------------------

Akbid Muhammadiyah

Akademik Kebidanan (Akbid) Muhammadiyah Makassar tahun 2012 ini menghasilkan 216 alumni. Total alumni yang telah dihasilkan sebanyak 1.418 orang dan hampir semuanya terserap ke dunia kerja.



“Kalau ada alumni Akbid Muhammadiyah Makassar yang tidak terserap di dunia kerja, itu pasti bukan karena mereka tidak lolos, melainkan karena mereka memang lebih memilih jadi ibu rumah-tangga,” tandas Direktur Akbid Muhammadiyah Makassar, Hj Muzdalifah Mannan SKM MKes.

Tahun akademik 2012/2013, perguruan tinggi yang berdiri tahun 1999 ini hanya menerima 200 mahasiswa baru, dari 365 yang mendaftar dan mengikuti tes.

Mahasiswa Akbid Muhammadiyah Makassar, katanya, selain mengikuti kuliah dan praktek, juga harus mengikuti Ujian Kompetensi Tahap (Utap) yang terdiri atas tiga tahap, yakni Tahap I, Tahap II, dan Tahap III, sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

---------------------

ATRO Muhammadiyah

Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar adalah satu-satunya ATRO yang ada di kawasan timur Indonesia, mulai dari Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.



ATRO Muhammadiyah Makassar juga satu-satunya ATRO di Indonesia yang dimiliki Muhammadiyah.

“Alumni ATRO Muhammadiyah Makassar tersebar pada berbagai rumah sakit se-Indonesia, termasuk di rumah sakit-rumah sakit besar, karena ATRO memang tergolong barang langka di Indonesia, padahal alumninya sangat dibutuhkan,” ungkap Direktur ATRO Muhammadiyah Makassar Prof Dr dr Bachtiar Murtala SpRad (K).

-----------------

AKL Muhammadiyah

Tidak terlalu terkenal, tetapi keberadaan Akademik Kesehatan Lingkungan (AKL) Muhammadiyah Makassar cukup eksis, karena memang bisa dihitung jari perguruan tinggi sejenis di Sulawesi dan kawasan timur Indonesia.



“Alumni kami su-dah 691 orang, termasuk 20 orang yang diwisuda baru-baru ini,” kata Direktur AKL Muham-madiyah Makassar, AM Fadhil Hayat SKM MKes, seraya menambahkan bahwa alumni AKL Muhammadiyah tersebar di Departemen Kesehatan, dan juga banyak yang bekerja di Bappedal dan berbagai perusahaan. (win)



@copyright Tabloid Almamater, Makassar, Edisi 3, Oktober 2012.

No comments: