Sunday, March 24, 2013

Alumni STKIP Muhammadiyah Bulukumba Diminta Hindari Tujuh Penyakit


Alumni STKIP Muhammadiyah Bulukumba diminta menghindari “tujuh penyakit”, yakni kudis (kurang disiplin), kurap (kurang rapi), lesu (lemah sumber referensi buku), kusta (kurang strategi dalam mengajar), asam urat (asal mengajar, urutan materi pelajaran tidak jelas), TBC (tidak bisa mengoperasikan atau mengoptimalkan peralatan komputer dan internet), serta tipes (tidak pantas mendapatkan sertifikasi). (Foto: Asnawin)



Alumni STKIP Muhammadiyah Bulukumba
Diminta Hindari “Tujuh Penyakit”

Bulukumba, Tabloid Almamater.

Perguruan tinggi tertua dan terbesar di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, STKIP Muhammadiyah Bulukumba telah menghasilkan 4.410 alumni, termasuk 1.117 alumni yang diwisuda pada Senin, 26 November 2012.

Para alumni tersebut diharapkan telah memiliki kompetensi dan berbagai keterampilan tambahan sebagai tenaga kependidikan (guru) sebagai bekal untuk bekerja dan mengabdi di tengah masyarakat.

Meskipun demikian, para alumni STKIP Muhammadiyah Bulukumba–baik yang sudah mengabdi sebagai guru maupun sebagai calon guru–tetap perlu diingatkan atau diberikan bekal tambahan.

Untuk itulah, Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Prof Dr HM Basri Wello MA, mengingatkan pentingnya guru atau calon guru, menghindari “tujuh penyakit”, yakni kudis (kurang disiplin), kurap (kurang rapi), lesu (lemah sumber referensi buku), kusta (kurang strategi dalam mengajar), asam urat (asal mengajar, urutan materi pelajaran tidak jelas), TBC (tidak bisa mengoperasikan atau mengoptimalkan peralatan komputer dan internet), serta tipes (tidak pantas mendapatkan sertifikasi).

“Guru diharapkan bebas dari tujuh penyakit itu,” kata Basri Wello sambil tersenyum pada acara wisuda STKIP Muhammadiyah Bulukumba, di kampus II STKIP Muhammadiyah, Bulukumba, Senin, 26 November 2012.

Ketua STKIP Muhammadiyah Bulukumba Dr Sumrah AP MSi, juga mengingatkan bahwa wisuda merupakan langkah untuk menerapkan dan mengabdikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah.

Gelar kesarjanaan, katanya, hendaknya dijadikan sebagai pemicu untuk terus-menerus membaca dan belajar, karena pada hakekatnya, ilmu itu akan terus-menerus mengalami perkembangan seiring dengan berbagai perubahan dan perkembangan.

“Saudara-saudara juga diharapkan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan agama, sehingga misi amar ma’ruf nahi munkar (menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran) senantiasa melekat pada diri saudara,” tutur Sumrah.

Acara wisuda STKIP Muhammadiyah Bulukumba turut dihadiri Pimpinan Pusat Muhammadiyah diwakili diwakili Drs M Syamsuddin MAg dari Majelis Dikti, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Mustari Bosra, Wakil Bupati Bulukumba Syamsuddin SH, dan sejumlah undangan. (win)


@copyright Tabloid Almamater, Makassar, Edisi ke-4, Maret 2013.

No comments: