Sebagai generasi
penerus dan pelanjut estafet cita-cita pendiri Yayasan Bina
Taruna Gorontalo, Azis Rachman kini menjabat Ketua Badan Pelaksana
Yayasan Bina Taruna, yang mewadahi STIA Bina Taruna, STITEK
Bina Taruna, serta Program Pascasarjana STIA Bina Taruna, Gorontalo.
--------------
Ir H Azis Rachman MM:
Tokoh Muda Peduli Pendidikan
Usianya masih
tergolong muda. Penampilannya sederhana dan terkesan low profile, tetapi posisi dan prestasinya sungguh sangat tidak
sederhana. Ya, Ir H Azis Rachman MM yang lahir bertepatan dengan peringatan
Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 1970, adalah pemilik dan penanggungjawab
beberapa perguruan tinggi di Provinsi Gorontalo.
Sebagai generasi
penerus dan pelanjut estafet cita-cita pendiri Yayasan Bina
Taruna Gorontalo, Azis Rachman kini menjabat Ketua Badan Pelaksana
Yayasan Bina Taruna, yang mewadahi STIA Bina Taruna, STITEK
Bina Taruna, serta Program Pascasarjana STIA Bina Taruna, Gorontalo.
Alumni S1 Teknik
Sipil Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar (1996), juga adalah pendiri
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Boalemo, Provinsi Gorontalo.
Setelah
menyelesaikan pendidikan sarjananya, Azis terangkat menjadi pegawai negeri
sipil dan ditempatkan sebagai staf Perencanaan Teknik Jalan
dan Jembatan Nasional di Departemen PU, Manado (1997-2003).
Tahun 2003, anak dari pasangan Ir Awad Rachman (alm) dan Hj Hasmin Modanggu, mengundurkan diri sebagai PNS, karena ingin
berkonsentrasi mengelola perguruan tinggi yang dirintis ayahnya, sekaligus melanjutkan
kuliah ke jenjang S2 Magister Manajemen pada salah satu STIE di Surabaya.
Tahun
2005, Azis terangkat kembali menjadi PNS, tetapi kali ini sebagai dosen negeri
pada lingkungan Kopertis Wilayah IX Sulawesi dan diperbantukan sebagai dosen
negeri yang dipekerjakan (DPK) pada Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna
Gorontalo.
“Saya
ditempatkan di STITEK Bina Taruna Gorontalo untuk memperkuat
jaringan dan akses, termasuk sebagai perwakilan berbagai kegiatan dan informasi
Kopertis Wilayah IX Sulawesi di Gorontalo,” jelasnya kepada Tabloid Almamater.
Tak
puas dengan gelar akademik dan ilmu yang telah
dimilikinya, Azis kemudian melanjutkan kuliah ke jenjang doktoral (S3), dengan
mengambil program studi Ilmu Manajemen pada Program Pascasarjana UMI Makassar.
Di luar kampus,
Azis Rachman dipercaya menjabat Ketua DPD Perkindo Gorontalo, yang merupakan wadah sertifikasi pengusaha konsultan
dalam bidang jasa konstruksi
dan non- konstruksi.
Dalam mengelola
lembaga pendidikan, beliau memiliki komitmen yang tinggi
terhadap mutu dan proses pendidikan, sehingga menjadi modal utama dalam mengembangkan
lembaga pendidikan yang sehat dan berdaya saing di STIA Bina
Taruna, STITEK Bina Taruna, PPs STIA Taruna, serta STIM
Boalemo.
“Terutama
dalam menghadapi era persaingan perguruan tinggi yang semakin ketat,” katanya.
STIM Boalemo lahir
dengan SK Mendiknas RI No. 59/D/O/2008, tanggal 28 Maret 2008. Sekolah Pascasarjana
STIA Bina Taruna Gorontalo lahir melalui Ijin Dirjen Dikti No. 1531/D/T/2009, tanggal
28 Agustus 2009.
Sekolah
Pascasarjana STIA Bina Taruna adalah satu-satunya program pascasarjana di
Provinsi Gorontalo yang membuka prodi Magister Ilmu Administrasi, dengan
konsetrasi Magister
Administrasi Publik, Magister Administrasi Bisnis, Magister
Administrasi Pemerintahan Daerah, serta Magister
Administrasi Pendidikan.
“Sekolah
Pascasarjana STIA Bina Taruna telah telah memberikan warna yang berbeda dalam dunia pendidikan di Provinsi Gorontalo,” ujar Azis.
Menyinggung era
persaingan yang penuh tantangan dewasa ini, dia mengatakan diperlukan jiwa enterpreneur untuk mengelola sebuah lembaga
pendidikan, dengan melihat peluang yang ada, dan
berani mengambil risiko.
“Itu sudah
menjadi hal yang biasa dalam pengambilan keputusan, sehingga mampu mandiri dan mampu berkompetisi,” tandasnya.
Untuk
mengembangkan perguruan tinggi di
luar Kota Gorontalo, maka “Kota Tilamuta”
Kabupaten Boalemo menjadi pilihannya untuk
mendirikan STIM Boalemo, sejak 2008 di bawah Pembinaan Yayasan Bina Mandiri
Gorontalo.
“Saat ini jumlah
mahasiswa STIM Boalemo hampir mencapai 1000 orang, dengan
tiga program studi yang seluruhnya telah terakreditasi,” jelas Azis.
Apakah ayah tiga
anak dan suami dari Ny Hj Titin Dunggio SE MSi, puas dengan hasil yang telah
diperoleh saat ini?
"Tidak!
Saya ingin mewujudkan ide dan cita-cita besar almarhum ayah kami untuk
menyatukan ketiga perguruan tinggi menjadi sebuah universitas dengan nama Universitas Bina Taruna Gorontalo,"
tandasnya.
Dengan kiprah
dan berbagai torehan prestasinya, kiranya tidak salah kalau Azis Rachman
dinobatkan sebagai tokoh muda peduli pendidikan. (asnawin)
@copyright
Tabloid Almamater, hal-19, edisi I, Januari 2012.
[Terima kasih atas kunjungan, saran, kritik, dan komentarnya di blog Tabloid Almamater - http://tabloid-almamater.blogspot.com/]
No comments:
Post a Comment