Sunday, November 16, 2008
Perpustakaan Jangan Hanya Sediakan Buku
Perpustakaan juga adalah tempat untuk membangun nilai-nilai kekeluargaan, tempat berkumpulnya generasi muda dan tua berbagi ikatan bagi kecintaan terhadap membaca, juga sebuah tempat untuk berbagi pengetahuan, mengembangkan daya pikir, serta tempat untuk mempelajari sejarah dan masa depan kita. (Foto: http://www.budayamukti.com/perpustakaan.html)
--------
Perpustakaan Jangan Hanya Sediakan Buku
Perpustakaan jangan hanya menyediakan buku, tetapi juga perlu membuat dan melakukan berbagai program dan kegiatan. Dalam hal ini, para pustakawan perlu proaktif.
Perpustakaan adalah tempat pengembangan pembelajaran, sehingga idealnya perpustakaan harus menyediakan layanan internet, serta pengembangan program aplikasi komputer secara gratis, terutama untuk para siswa yang membutuhkan.
Perpustakaan juga adalah tempat untuk membangun nilai-nilai kekeluargaan, tempat berkumpulnya generasi muda dan tua berbagi ikatan bagi kecintaan terhadap membaca, juga sebuah tempat untuk berbagi pengetahuan, mengembangkan daya pikir, serta tempat untuk mempelajari sejarah dan masa depan kita.
Dalam hal pengeksplorasian dan penemuan, perpustakaan juga memegang peranan penting. Pustakawan-pustakawan yang berpengalaman tidak hanya membantu dalam menemukan buku yang diperlukan, tetapi juga dalam penelitian dan penyelesaian sebuah tugas.
Di Amerika Serikat, perpustakaan membuat program Book of the month (Buku Pilihan Bulan Ini). Program yang mendukung peran ini adalah Book Club (Klub Buku). Program ini bertujuan untuk mengumpulkan orang-orang yang tertarik membaca buku tertentu.
Demikian diungkapkan Manette Sose, seorang pemerhati perpustakaan dari Amerika Serikat, saat tampil sebagai salah seorang pembicara pada seminar internasional “Perpustakaan dan Masyarakat Informasi 2008”, di Aula Pusat Kegiata Penelitian Unhas, belum lama ini.
Manette Sose adalah warga negara AS yang menikah dengan orang Indonesia dan kini menetap di Amerika Serikat. Suaminya bernama Andi Hamrul Sose yang sehari-hari menjabat Ketua Umum Yayasan Andi Sose yang antara lain mengelola Universitas 45 Makassar.
Seminar internasional tersebut diselenggarakan oleh Perpustakaan BJ Habibie Politeknik Negeri Ujungpandang. Selain Manette, panitia juga menampilkan David Palmer dari Perpustakaan Universitas Hongkong dan Salmubi SSos SS MIM (Kepala Perpustakaan BJ Habibie Politeknik Negeri Ujungpandang), sebagai pembicara. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo diwakili Sidik Salam tampil sebagai pembicara utama.
Di Amerika Serikat, kata Manette, perpustakaan berperan sangat penting dalam sistem pendidikan. Masyarakat di Negeri Paman Sam percaya bahwa perpustakaan adalah satu dari faktor utama yang membawa mereka kearah pencapaian kualitas pendidikan yang lebih baik.
”Penelitian menunjukkan seorang siswa yang memanfaatkaan perpustakaan memperoleh konsep pengetahuan dan nilai pekerjaan sekolah yang lebih baik,” katanya.
Dia mengaku sangat beruntung dibesarkan dalam sebuah sistem sekolah di mana perpustakaan sangat mudah untuk diakses.
”Di negara saya, Amerika Serikat, perpustakaan ada di setiap sekolah, mulai dari taman kanak-kanak sampai universitas. Buku merupakan bagian dari kebudayaan dan kehidupan sehari-hari kami,” ungkap Manette.
Peran perpustakaan sekolah atau umum sangatlah penting. Mereka memberikan pelayanan prima berupa program-program unggulan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang.
Program-program yang mereka tawarkan dimulai dari pengembangan masa kanak-kanak. Mereka memperkenalkan kecintaan terhadap membaca kepada anak-anak sejak usia dini. Dimana pada masa usia dini, tahap pembelajaran dan tahap pembentukan pola pikir seorang anak mulai dibangun.
Dalam membantu proses tersebut para pustakawan akan masuk ke ruang kelas dengan membawa beberapa buku yang akan diperkenalkan dan diharapkan dapat membangkitkan rasa keingintahuan mereka. Anak-anak kemudian diharapkan dapat mengerti bahwa perpustakaan adalah sebuah tempat yang menyenangkan untuk belajar dan membaca.
”Perpustakaan juga adalah tempat untuk membangun nilai-nilai kekeluargaan. Perpustakaan menggalakkan partisipasi orang tua, dimana mereka membacakan sebuah buku tidak hanya untuk anak-anak mereka, tetapi juga untuk anak-anak lainnya,” papar Manette.
Pelayanan lain yang mereka kembangkan adalah Grandparents Day (semacam Hari Manula) setiap Sabtu sore. Program ini diperuntukkan bagi orang-orang tua yang kadang terabaikan, karena kesibukan kerja kita dan mengurus anak-anak. Oleh karena itu, perpustakaan menawarkan kepada para generasi yang lebih tua untuk membacakan buku bagi generasi yang lebih muda.
Tujuan utama program ini pada dasarnya adalah menyatukan semua generasi, semua orang dengan latar belakang kehidupan berbeda untuk bersama-sama membangun rasa kebersamaan sebagai satu komunitas.
”Perpustakaan kami adalah tempat berkumpulnya generasi muda dan tua berbagi ikatan bagi kecintaan terhadap membaca, juga sebuah tempat untuk berbagi pengetahuan, mengembangkan daya pikir, mempelajari sejarah dan masa depan kita,” ujar Manette.
Dalam hal pengeksplorasian dan penemuan, perpustakaan juga memegang peranan penting.
Program Book of the month (Buku Pilihan Bulan Ini) bertujuan menghidupkan imajinasi anak-anak dengan cara mempelajari subjek-subjek baru, mulai tentang sepakbola sampai bagaimana menjadi seorang astronot, cara berkebun, dan cara memperbaiki rumah anda.
Perpustakaan tidak hanya memperkenalkan kita dengan subjek-subjek tertentu, tetapi lebih dari pada itu, perpustakaan juga mengilustrasikan hal-hal tersebut, misalnya dengan cara menggunakan alat peraga, memutar DVD, membuat kostum atau boneka dengan maksud agar anak-anak mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap satu subjek tertentu.
”Contohnya ketika terakhir kali saya dan anak-anak saya mengunjungi perpustakaan sekolah, mereka memperkenalkan “Kupu-kupu”. Selain menyediakan bermacaam-macam buku tentang kupu-kupu, mereka juga mempunyai alat peraga yang menunjukkan siklus hidup dan tahap-tahap perkembangan seekor kupu-kupu. Kemudian pada Sabtu terakhir bulan Juli, mereka membuat sebuah drama singkat tentang kupu-kupu. Di akhir drama tersebut, pertanyaan-pertanyaan dijawab oleh seorang ahli hewan yang diundang untuk menjelaskan. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak-anak yang menyaksikannya. Hari itu adalah hari pengeksplorasian dan perayaan bagi mereka,” ungkap Manette.
Jika sebelumnya sebagian besar anak-anak berpikir bahwa seekor kupu-kupu hanyalah seekor serangga dengan sayap yang indah tanpa tahu bahwa serangga yang cantik tersebut melalui sebuah proses pembentukan dari hanya seeekor ulat menjadi seekor kupu-kupu, maka dengan memvisualisasikan hal yang berhubungan dengan kupu-kupu membuka pikiran mereka, menjawab keingintahuan dan menemukan fakta-fakta tentang kupu-kupu.
”Hal seperti ini yang membuat pendidikan menjadi berkualitas, yaitu dengan cara melakukan sesuatu yang lebih untuk menjangkau pikiran anak-anak, eksplorasi dan penemuan,” ujarnya.
Peran lain dari perpustakaan di Amerika Serikat adalah membangun komunikasi. Program yang mendukung peran ini adalah Book Club (Klub Buku). Program ini bertujuan untuk mengumpulkan orang-orang yang tertarik membaca buku tertentu.
Kesempatan berkumpul ini digunakan untuk membicarakan dan mendiskusikan apa yang telah mereka baca dan mengetahui pendapat-pendapat mereka tentang isi buku tertentu.
Setiap orang tidak sama. Orang-orang berpikir secara berbeda dan akan sangat menyenangkan memiliki kebebasan untuk mengekspresikan pendapat-pendapat kita. Dengan cara seperti ini kita belajar banyak hal berbeda. Dengan membicarakan dan mendiskusikan, kita dapat melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda dan memberi kita tantangan-tantangan baru dalam cara berpikir.
Komunikasi adalah kunci dari program ini, karena walaupun kita membaca buku yang sama, namun terkadang pendapat kita tentang buku tersebut berbeda.
”Saya percaya bahwa setiap pendapat itu penting dalam proses pembelajaran. Klub ini tidak hanya diperuntukkan bagi orang dewasa tapi juga untuk anak-anak. Dengan melakukan program ini mereka belajar bagaimana berkomunikasi secara terbuka dan mengetahui bahwa pendapat-pendapat mereka penting. Program ini membantu anak-anak memperoleh cara pandang yang lebih baik dan membangun rasa percaya diri,” kata Manette. (asnawin)
- Tabloid Demos, Makassar, Minggu I-II November 2008
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, kritik, dan saran-sarannya di blog "Almamater Sulawesi"]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment