Monday, December 03, 2012

Muhammadiyah Krisis Ulama



SILATURRAHIM. Ketua PP Muhammadiyah Drs H Muhammad Muqoddas MA (berdiri di depan kedua dari kiri) foto bersama Ketua
PW Muhammadiyah Sulsel Drs KH Alwi Uddin MAg (berdiri di depan ketiga dari kanan), Ketua BPH Unismuh Makassar KH Iskandar Tompo (paling kanan) dan mahasiswa PUT Unismuh Makassar, di Makassar, Sabtu, 8 September 2012. (ist)



Muhammadiyah Krisis Ulama

Makassar, Tabloid Almamater. Muhammadiyah dikenal banyak melahirkan cendekiawan yang telah mengabdikan ilmunya di tengah masyarakat dan dalam mengisi pembangunan. Sayangnya, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, justru mengalami krisis ulama.

Ulama dimaksud bukan sekadar memiliki ilmu agama yang tinggi, melainkan juga mengaktualisasikan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian benang merah pendapat dua petinggi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yakni Drs H Muhammad Muqoddas MA (Ketua PP Muhammadiyah) dan Prof Dr H Susiknan Azhari MA (Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah).

Pendapat tersebut disampaikan Muqoddas dan Susiknan Azhari saat bersilaturrahim dengan puluhan mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih (PUT) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, di tempat yang sama pada waktu berbeda.

“Muhammadiyah Sulsel dengan Unismuh Makassar merupakan satu-satunya pusat pendidikan ulama tarjih di luar Jawa. Langkah ini harus direspon dengan baik, apalagi dewasa ini Muhammadiyah benar-benar mengalami krisis ulama,” tandas Muqoddas, saat bersiaturrahim dengan mahasiswa PUT Unismuh Makassar, di Kampus Rusunawa C Unismuh Makassar, Jl Tala’salapang Makassar, Sabtu, 8 September 2012.

Prof Susiknan Azhari juga mengatakan hal yang sama. Dia mengatakan, Muhammadiyah dikenal banyak melahirkan cendekiawan, tetapi Muhammadiyah justru tengah mengalami krisis kader ulama.

“Padahal keberadaan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, harus didukung oleh kader ulama yang memiliki kemampuan mumpuni dalam menghadapi problem dakwah amar ma’ruf nahi munkar,” katanya saat bersilaturrahim dengan mahasiswa PUT Unismuh Makassar, Rabu, 26 September 2012.

Menurut Susiknan, seorang ulama hendaknya memiliki lima kompetensi, yakni menguasai satu cabang ilmu Agama Islam, tinggi tingkat kesalehannya, menguasai ilmu agama dengan pengetahuan Bahasa Arab yang baik, mampu bermasyarakat, serta menguasai Tekonologi Informasi.

Saat bersilaturrahim di Kampus PUT Unismuh Makassar, Muqoddas dan Susiknan didampingi antara lain Ketua PW Muhammadiyah Sulsel Drs KH M Alwi Uddin MAg, Rektor Unismuh Makassar Dr H Irwan Akib MPd, Sekretaris PW Muhammadiyah Sulsel Drs H Mawardi Pewangi MPdI, Sekretaris BPH Unismuh Makassar KH Iskandar Tompo, dan Sekretaris PUT Unismuh Makassar Drs HM Husni Yunus MPd.

Husni Yunus menjelaskan, PUT Unismuh Makassar menggunakan kurikulum berbasis pesantren yang menitik-beratkan studi pada pendidikan Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam setiap mata kuliah, penguasaan kitab klasik yakni kitab gundul, penguasaan teknologi informasi, serta penguasaan metode ketarjihan. (hyn/as)


@copyright Tabloid Almamater, Makassar, Edisi 3, Oktober 2012.

No comments: