"Semua ruang perkuliahan di PPs UNM dilengkapi
pendingin udara (AC) dan peralatan multimedia, ditambah sejumlah sarana
pendukung, seperti laboratorium, perpustakaan, aula, masjid, dan kantin. Sekarang kami juga tengah membangun
gedung baru berlantai 12 yang diberi nama Menara Tellu Cappa, yang antara lain akan
dilengkapi sport centre, kafe, dan penginapan.”
- Prof Dr
H Heri Tohir SH MH -
(Asdir II PPs UNM)
Prof
Dr H Heri Tohir SH MH:
Kampus
PPs UNM Sangat Refresentatif
Makassar,
Tabloid Almamater.
Tidak ada alasan bagi mahasiswa Program
Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk tidak berprestasi
dan menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya, karena selain kualifikasi dosen
dan proses belajar mengajarnya yang terjamin, sarana dan prasarana perkuliahan
juga sangat refresentatif.
Semua ruang perkuliahan dilengkapi
pendingin udara (AC) dan peralatan multimedia, ditambah sejumlah sarana
pendukung, seperti laboratorium, perpustakaan, aula, masjid, dan kantin.
“Sekarang kami juga tengah membangun
gedung baru yang diberi nama Menara Tellu Cappa, yang antara lain akan
dilengkapi sport centre, kafe, dan penginapan,” ungkap Asdir II PPs UNM Prof Dr
H Heri Tohir SH MH, kepada Tabloid Almamater, Selasa, 24 Januari 2012.
Biaya pembangunan Menara Tellu Cappa
ditaksir sekitar Rp 300 miliar yang berasal dari APBN multi-years. Menara Tellu
Cappa kelak akan menjadi salah satu ikon Kota Makassar, bersama beberapa menara
atau gedung berlantai 15 ke atas yang sudah ada di “Kota Daeng.”
Dengan adanya penginapan di Menara Tellu
Cappa, maka mahasiswa yang berasal luar kota Makassar, dapat menginap dan
menyelesaikan tugas-tugasnya, tanpa harus meninggalkan kampus PPs UNM.
Para tamu VIP, seperti Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, dan tamu-tamu besar lainnya, juga akan
ditempatkan di penginapan Menara Tellu Cappa, karena penginapan tersebut juga
menyediakan kamar VIP.
Prof Heri mengatakan, pihak kampus berupaya
menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa PPs UNM, agar mereka
dapat berkonsentrasi belajar, berdiskusi, dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
“Ruang ujian promosi juga kita buat
kedap suara, agar proses ujian dapat berlangsung dalam suasana nyaman,” tutur
Guru Besar Hukum Pidana kelahiran Watampone, 2 Januari 1959. (why/ndi/win)
keterangan:
- Berita ini termuat di Tabloid Almamater, edisi I, vol.I, Januari 2012.
[Terima kasih atas kunjungan, saran, kritik, dan komentarnya di blog Tabloid Almamater - http://tabloid-almamater.blogspot.com/]
No comments:
Post a Comment