MENARA IQRA. Dilihat dari
jumlah mahasiswanya, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kini
telah menjelma menjadi perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) terbesar di
Indonesia, yakni sebanyak kurang lebih 36 ribu orang. Jangankan
perguruan tinggi swasta, perguruan tinggi negeri pun banyakyang kalah
jumlah mahasiswanya. Banyaknya jumlah mahasiswa tersebut juga diimbangi
dengan pembangunan gedung perkuliahan dan asrama mahasiswa.
Unismuh Makassar Terbesar di Indonesia
Makassar, Tabloid Almamater. Dilihat dari jumlah mahasiswanya, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kini telah menjelma menjadi perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) terbesar di Indonesia, yakni sebanyak kurang lebih 36 ribu orang.
Jangankan perguruan tinggi swasta, perguruan tinggi negeri pun banyakyang kalah jumlah mahasiswanya. Banyaknya jumlah mahasiswa tersebut juga diimbangi dengan pembangunan gedung perkuliahan dan asrama mahasiswa.
“Di masa kepemimpinan Pak Irwan Akib, Unismuh Makassar menjadi PTM terbesar di Indonesia, dilihat dari segi jumlah mahasiswanya,” ungkap Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir.
Berbicara di hadapan ratusan civitas akademika Unismuh Makassar saat pelantikan Dr H Irwan Akib MPd sebagai Rektor Unismuh Makassar periode 2012-2016, Haedar mengatakan, banyaknya jumlah mahasiswa Unismuh Makassar menjadi salah satu indikator keberhasilan Irwan Akib sebagai rektor.
Keberhasilan lain yaitu Unismuh Makassar kini juga tengah membangun gedung berlantai 17 yang akan diberi nama Menara Iqra’. Gedung tersebut nantinya akan menjadi salah satu ikon Kota Makassar, karena masih dihitung jari jumlah gedung berlantai lebih dari 15 di ibukota provinsi Sulsel.
“Prestasinya tersebut diakui di lingkup Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” papar Haedar.
Mendapat pujian dan pengakuan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Irwan Akib yang mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel, hanya tersenyum.
“Apa yang dicapai Unismuh Makassar saat ini, tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama semua pihak yang ada, termasuk dari pengurus dan simpatisan Muhammadiyah,” ungkap pria kelahiran 2 Agustus 1963, kepada Tabloid Almamater seusai pelantikan.
Bukan Suara Terbanyak
Irwan Akib kini sudah dua periode menjabat Rektor Unismuh Makassar, yakni periode pertama 2008-2012 dan periode kedua 2012-2016. Sebelum terpilih sebagai rektor periode pertama 2008-2012, Irwan Akib juga menjadi pejabat rektor pengganti antar-waktu, karena rektor sebelumnya meninggal dunia.
Pada pemilihan rektor periode 2012-2016, Irwan Akib bersaing dengan Dr H Abdul Rahman Rahim MM (Pembantu Rektor I), dan Dr H Burhanuddin Kadir (Dekan Fakultas Agama Islam). Dalam pemilihan tersebut, Irwan Akib memperoleh 14 suara, Rahman Rahim 20 suara, dan Burhanuddin Kadir 19 suara.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan, hasil pemilihan rektor di tingkat senat universitas, kemudian direkomendasikan ke PP Muhammadiyah tanpa menyertakan hasil perolehan suara.
Selanjutnya, PP Muhammadiyah berkonsultasi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Badan Pelaksana Harian (BPH) Unismuh Makassar. Hasil konsultasi dan ditambahkan dengan sumber-sumber lain kemudian dirapatkan di tingkat PP Muhammadiyah.
“Penetapan rektor perguruan tinggi Muhammadiyah bukan berdasarkan suara terbanyak, tetapi berdasarkan hasil konsultasi dan beberapa pertimbangan, antara lain kepemimpinan dan akses elektabilitas,” jelas Haedar.
Kader Muhammadiyah
Irwan Akib adalah pria kelahiran Kota Parepare, 2 Agustus 1963. Setelah tamat pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Gowa, Irwan melanjutkan pendidikan S1 di IKIP Ujungpandang (sekarang Universitas Negeri Makassar) pada jurusan Pendidikan Matematika dan tamat tahun 1986. Sambil kuliah dia juga mengajar di STKIP Muhammadiyah Parepare dari tahun 1987 sampai 1992.
Sejak 1992 sampai sekarang dia mengajar di Unismuh Makassar. Pada tahun 1992, Irwan berhasil menyelesaikan studi S2 jurusan Pendidikan Matematika di IKIP Negeri Surabaya, sedangkan pendidikan doktoral (S3) dirampungkan pada 6 Februari 2008, juga di Universitas Negeri Surabaya yang merupakan perubahan dari IKIP Negeri Surabaya.
Sebagai kader Muhammadiyah, pria kelahiran Parepare, 2 Agustus 1963, pernah menjabat Ketua Korkom IMM IKIP Ujung Pandang (1985), Wakil Bendahara DPD IMM Sulselra (1987-1989), Sekretaris Umum DPD IMM Sulsel (1989-1991), Ketua Umum PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel (1998-2002), dan pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel (2005-2010). (shd/as)
@copyright Tabloid Almamater, Makassar, Edisi 3, Oktober 2012.
No comments:
Post a Comment